Terlihat Sehat, Ternyata 5 Makanan Ini Berbahaya bagi Anak-anak

Kesehatan anak | Jan 2021

Herbastory.id - Di usia yang masih muda, anak-anak memang membutuhkan gizi lebih untuk tumbuh kembangnya. Sayangnya kini banyak orang tua yang salah memberikan  makanan pada anaknya. Memang, member makan untuk si buah hati bukanlah hal yang mudah. Saat anak susah makan, terkadang orang tua harus mengalah dan akhirnya memperbolehkan anak makan apa saja yang diinginkan. Meski bermaksud agar anak mau makan, tetapi para orang tua sebaiknya berhati-hati, karena tidak semua makanan aman untuk anak kecil. Ada beberapa jenis makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari untuk dikonsumsi anak-anak seperti berikut ini.

 

Minuman Manis

Pernyataan bersama lembaga AAP dan American Heart Association (AHA), dan banyak lembaga kesehatan lainnya, yang dimuat dalam jurnal Pediatrics, mengungkap bahaya dari konsumsi pemanis tambahan, terutama dari minuman manis. Menurut laporan tersebut, konsumsi gula tambahan yang berlebihan telah berkontribusi terhadap meningkatnya prevalensi obesitas pada anak-anak dan remaja. Tak hanya itu, asupan gula tambahan berlebih juga dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi, penyakit kardiovaskular, hipertensi, dislipidemia (kadar lemak tinggi), resistansi insulin, diabetes melitus tipe 2, penyakit perlemakan hati, dan penyebab kematian lainnya.

 

Daging Olahan

Melansir The Guardian, World Cancer Research Fund (WCRF) mengimbau para orang tua untuk tidak memasukkan menu daging olahan seperti salami, ham, bacon, dan sosis, ke dalam bekal anak sehari-hari. Para ahli memperingatkan, konsumsi daging olahan berlebih akan meningkatkan risiko kanker.

Alih-alih daging olahan, badan amal tersebut menyarankan para orang tua memasukkan sumber protein lain seperti daging unggas, ikan, keju rendah lemak, atau sedikit daging merah tanpa lemak sebagai menu kotak makan siang anak-anak. Ini untuk menghindari kebiasaan tidak sehat mengonsumsi daging olahan yang bisa berakibat buruk di kemudian hari.

Menurut WCRF, jika setiap orang mengonsumsi daging olahan tidak lebih dari 70 gram per minggu, akan bisa mengurangi 3.700 orang yang terkena kanker usus di Inggris setiap tahunnya.

 

Sereal Sarapan

Sereal sarapan kerap dijadikan andalan karena praktis. Namun, sebaiknya anak-anak jangan terlalu sering diberi sereal sarapan. Melansir Parents, walaupun sereal sarapan mengandung vitamin dan serat, tapi sereal sarapan juga mengandung gula tambahan yang justru bisa menimbulkan masalah ketika dikonsumsi berlebihan. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Environmental Working Group (EWG) terhadap 1.556 jenis sereal di AS, termasuk di dalamnya 181 jenis sereal untuk anak-anak, diperoleh beberapa hasil pengamatan sebagai berikut.

  • Sebanyak 100 persen sereal untuk anak-anak mengandung gula tambahan. Bahkan, beberapa di antaranya mengandung lebih dari 6 jenis gula, di antaranya gula yang dicampur dengan sirop jagung, madu, dekstrosa atau sirop jagung fruktosa tinggi atau high fructose corn syrup (HFCS).
  • Sereal yang dipasarkan untuk anak-anak memiliki gula 40 persen lebih banyak dibanding sereal untuk orang dewasa, dan dua kali lebih banyak dari oatmeal.
  • Sebanyak 78 persen sereal anak-anak mengandung lebih dari 2 sendok teh gula dalam satu takaran saji, jumlah ini setara dengan lebih dari seperempat batas harian untuk anak berusia 8 tahun.
  • Ada 40 jenis sereal yang satu takaran sajinya melebihi 60 persen batas gula harian.
  • Ada 12 jenis sereal yang memberikan lebih dari 50 persen gula berdasarkan beratnya.

Meskipun jenis sereal dalam studi di atas adalah yang dipasarkan di AS, tapi tak ada salahnya dijadikan bahan pertimbangan bagi para orang tua untuk tidak benar-benar membebaskan anaknya mengonsumsi sereal sarapan.

 

Popcorn

Menurut USA Today, berdasarkan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP), popcorn masuk ke dalam daftar jenis makanan yang sebaiknya tidak diberikan kepada anak-anak di bawah usia 4 tahun.

Selain popcorn, jenis makanan lain yang sebaiknya dihindari antara lain adalah hot dog, kacang dan biji-bijian, anggur utuh, potongan daging atau keju, permen yang keras atau lengket, potongan sayuran mentah, dan permen karet. Menurut Alison Tothy, juru bicara AAP dan dokter spesalis anak asal Chicago, Amerika Serikat (AS), popcorn bisa menjadi masalah pada anak-anak karena mereka belum memiliki gigi geraham bagian belakang untuk mengunyah. Ditambah lagi, anak-anak terbiasa langsung melahap makanan sekali banyak dan senang bergerak ketika makan. Hal ini membuat mereka sangat berisiko tersedak dan bisa menimbulkan masalah yang lebih berbahaya.

 

Makanan Cepat Saji/Fast Food

Menurut laporan dalam Medical & Clinical Reviews, yang dimaksud dengan makanan cepat saji atau istilah lainnya fast food adalah jenis makanan padat energi yang memiliki kandungan gula, garam, dan lemak yang tinggi, sementara nilai gizi seperti protein, serat, vitamin, dan mineral yang rendah. Diketahui, mengonsumsi makanan cepat saji sudah jadi kebiasaan anak-anak saat ini. Padahal, asupan tinggi gula, lemak jenuh, garam, dan kalori pada anak-anak dapat memicu masalah kesehatan dini. Jenis makanan ini bertanggung jawab terhadap risiko obesitas, hipertensi, dislipidemia, penyakit jantung, dan diabetes.

 

Dalam hal ini, peran orang tua sangat penting dalam menjaga anak-anak dari mengonsumsi makanan dan minuman seperti yang sudah dijelaskan, karena dampaknya tidak main-main. Mungkin tidak dirasakan saat ini, tapi akan berpengaruh nantinya ketika anak-anak tumbuh dewasa. Jadi, pastikan anak-anak mendapatkan aspuan gizi yang seimbang ya.

 

 

Sumber:

https://www.idntimes.com/health/fitness/latifah-3/sering-diberikan-pada-anak-anak-ternyata-5-makanan-ini-berbahaya-c1c2/5

Share     

Jadi yang pertama tahu tentang promo dan info menarik dari kami